Menurut Soekarwo, persiapan itu merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindari.
Hal itu terkait dalam pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015. Salah satu upayanya adalah melakukan standardisasi kualitas siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).
Selain AFTA, tambah dia, tantangan tidak kalah menarik muncul dari tenaga ahli dari Kadin Hochrhein-Bodensee Konstanz Andreas Gosche. Tantangan itu juga diperkuat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Prof Agus Rubiyanto.
Soekarwo pun dengan senang hati menerima tantangan tersebut. "Kalau bisa secepatnya standardisasi dilakukan bersama pemerintah Jerman," ungkap lelaki yang akrab disapa Pakde Karwo itu setelah Seminar Nasional Harmonisasi Pendidikan Vocational dengan Dunia Industri Jawa Timur di Hotel Bumi kemarin (11/9).
Soekarwo berharap lulusan SMK di Jatim tidak lagi berkualitas standar ASEAN, tetapi sudah harus mendunia. Saat ini Pemprov Jatim menjalin kerja sama dengan sembilan bidang usaha dan industri di Indonesia untuk menjamin lulusan SMK menjadi tenaga kerja profesional. Ada pula kerja sama dengan Jepang, Tiongkok, dan Australia. "Amerika saja memerlukan 150 ribu perawat," katanya.[JawaPos,12Sep14]
EmoticonEmoticon